Catatan Kaki, Kutipan dan Daftar Pustaka

Untuk membandingkan Catatan kaki, kutipan dan daftar pustaka.Disini kami menggunakan tiga buku referensi

book

Buku pertama :

Judul Buku             : Dari Puncak Bagdad ( Sejarah Dunia Versi Islam )

Penulis                    : Khaled Hosseini

Penerbit                  : Zaman

Continue reading

AYO BERBAHASA INDONESIA

Ayo Berbahasa Indonesia

           Indonesia terkenal dengan bangsa yang memiliki banyak suku dan bahasa. Dengan adanya semboyan “BHINEKA TUNGGAL IKA” maka seluruh bahasa-bahasa yang tersebar di Indonesia dapat dipersatukan oleh satu bahasa yaitu BAHASA INDONESIA.Namun, pada kenyataan penggunaan bahasa Indonesia sendiri dalam kehidupan sehari-hari, baik itu kehidupan formal maupun informal masih banyak terjadi kesalahan.

           Dalam kehidupan berbahasa harus diperhatikan dua aspek utama yaitu pemakai dan pemakaiannya. Tidak mungkin seorang penulis puisi menggunakan gaya penulisan seorang jurnalis berita yang nota benenya menggunakan bahasa ilmiah dan menggunakan bahasa formal.

Timbul pertanyaan !
Kenapa harus berbahasa Indonesia yang baik dan benar?

     Penggunaan Bahasa Indonesia sangat penting. Kesalahan dalam penggunaannya akan berakibat fatal, apalagi dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti kasus Vicky Prasetyo mantan tunangan Zaskia Gotik yang salah memakai kosakata. Berikut ini transkip perkataan dari Vicky Prasetyo saat diwawancara.

Di usiaku saat ini ya twenty nine my age.

Continue reading

NOBEL KESUSASTRAAN

Terabainya Sastrawan Asia Tenggara

Medali Nobel Kesusasteraan

Medali Nobel Kesusasteraan

                 Nobel kesusastraan diberikan kepada seorang sastrawan yang karyanya telah menyebar keseluruh benua dan diterjemahkan dengan berbagai macam bahasa. Pemberian nobel kesusasteraan ini biasanya dilaksanakan pada bulan oktober. Ada dua dalil yang menjadi perhatian sebuah karya sastra, yaitu bahasa karya sastra itu sendiri dan tidak ada bahasa yang lebih indah dari bahasa lain. Setelah setengah abad lebih peraih nobel kesusastraan ini didominasi oleh sastrawan-sastrawan Eropa.Negara-negara Asia Tenggara belum pernah mengutuskan seorang sastrawan pun untuk meraih nobel ini. Bahkan sastrawan Asia Tenggara disalib oleh sastrawan dari Negeri Kangguru.Benedict Anderson,dalam artikel berjudul “The unrewarded” menyatakan terabainya Asia Tenggara merupakan kelamahan sekaligus titik Buta panitia Nobel  yang menganggap bahasa kolonial sebagai suri tauladan penilaian.

        Dua hal yang menyebabkan terabainya sastrawan Asia Tenggara.Pertama,konsep “ Nasionalisasi Bahasa”.Konsep ini menyebabkan Negara-negara indochine cenderung menggunakan bahasa asli negaranya,sehingga  bahasa Eropa yang bergengsi semakin terabaikan .Kedua, keterbatasan penerjemah professional.Tidak ada penerjemah di Asia Tenggara yang benar-benar bisa merepresentasikan makna sebuah karya sastra, sehingga bahasa khas dan humor gelap yang terselip didalamnya sebuah karya sastra hilang ketika diterjemahkan.

sumber

Wibisono, Joss.2013.”BAHASA DAN NOBEL KESUSASTRAAN”.TEMPO, No 4232, Oktober 2013, hal.74.

Smartphone Membuat Anda Lebih Bodoh

SMARTPHONE Membuat Anda Lebih Bodoh

piv

         Perkembangan teknologi dewasa ini semakin canggih.Termasuk perangkat komunikasi atau lebih dikenal dengan oleh masyarakat dengan sebutan HP (Handphone).Bentuk dan fitur-fitur ponsel berkembangan dengan sangat pesat.Jika dulu anda harus mengenggam sebuah ponsel yang berukuran besar,maka hari ini anda akan dimanjakan dengan bentuk hp yang didesain dengan tipis, ringan dan praktis. Fitur-fitur modernpun ditambahkan seperti  browser, fb, twitter dan lain-lain.  Memberikan anda kemudahan untuk akses internet.Derasnya aliran informasi akan mudah anda dapatkan, apa yang dilakukan seseorang? dimana lokasi seseorang? dengan mudah anda ketahui.

         Namun,sayangnya perkembangan ini tidak ditanggapi dengan sebuah sikap yang kritis dan sikap antisipasi yang kuat.Kebanyakan masyarakat lebih cendrung menerima pengembangan ini dengan tangan terbuka.Padahal dampak yang diberikan oleh ponsel pintar (smartphone) ini sangat berbahaya.Dampak yang dihasilkan akan berpengaruh dari sisi ekonomi,sisi sosial,kesehatan bahkan berpengaruh pada keadaan psikologis manusia.

         Disini penulis hanya akan membahas permasalahan yan berkaitan dengan sikap generasi muda dalam penggunaan smartphone. Pada dasarnya generasi muda adalah generasi yang seharusnya kritis dalam menyikapi segala sesuatu. Namun, dari pengamatan kecil-kecilan yang penulis lakukan, kenyataannya generasi muda saat ini terlalu dimanjakan dengan kemudahan yang diberikan oleh smartphone itu sendiri .Seperti akses internet yang mudah didapatkan, ditambah dengan fitur-fitur canggih seperti kamera, mp3 maupun cloud computing. Mereka  terlena dan terkesan lemah. Ini disebabkan hampir semua hal yang mereka butuhkan telah dipenuhi dengan mudah oleh smartphone.

        557968_544801255542057_264563318_n Smartphone dikabarkan dapat membuat seseorang menjadi bodoh karena banyak orang semakin malas karenanya. Sebuah foto yang beredar di dunia maya menunjukkan bagaimana para mahasiswa lebih suka memotret layar pembelajaran di depan kelas ketimbang mencatatnya di buku atau menulis ulang di laptop.Kebutuhan akan informasi dan ilmu hanya sebatas pengetahuan dari smartphone

         Mengutip dari teori Rene Decreates seorang filsuf prancis “Cogito ergo sum” yang maksudnya adalah “Aku Berpikir Aku Ada”.Bandingkan pola pikir Ilmuan-ilmuan pada masa Al-Khawarizmi maupun pada masa Isac Newton atau ilmuan yang hidup diera 80-an dan 90-an mereka adalah ilmuan-ilmuan yang memiliki pola pemikiran luar biasa. Cogito Ergo Sum Aku Berpikir Aku ada. Mereka adalah manusia-manusia yang selalu berpikir keras untuk membuktikan bahwa apa yang mereka pikirkan itu ada.Ada tiga pertanyaan mendasar menjadi pola pikiran seperti ini yaitu “APA” “KENAPA” “BAGAIMANA”.

  1. APA . Apa yang dipikirkan?
  2. KENAPA.Kenapa sesuatu itu harus terjadi?
  3. BAGAIMANA.Bagaimana sesuatu itu terjadi?

         Pola berpikir seperti inilah yang membawa ilmuan-ilmuan tersebut berhasil menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada.Karena pola berpikir mereka adalah Aku berpikir Aku ada.Ekstensi dari kata “Ada” mendorong mereka untuk menciptakan suatu benda.

         Kembali kezaman smartphone. Ketika yang sebenarnya pintar dan memegang ilmu itu adalah ponselnya bukanlahpenggunanya. Pengguna (user) hanya sebatas pengguna bukan penganalisa. Anda mungkin tidak sependapat dengan saya, dalam benak anda mungkin timbul pernyataan “Justru karena adanya smartphone zaman sekarang orang semakin pintar. Tentu saja seseorang tidak perlu menuggu lama untuk mencari informasi, browsing digoogle dan anda akan mendapatkan hasilnya. Atau cukup log-in  twitter dan facebook anda akan tau apa yang seseorang itu sedang lakukan”.Karena kemudahan akses informasi inilah membuat kebanyakan mahasiswa bergantung ilmunya dari internet, ilmu yang didapat hanya baru menyentuh permukaan saja atau dengan kata lain hanya sebatas pertanyaan “APA”.Mereka tidak tertarik untuk membahas lebih dalam menjawab pertanya “KENAPA” dan “BAGAIMANA” yang disebabkan oleh kemudahan akses informasi ini.

         Sekarang coba perhatikan kebanyakan remaja disekitar anda? Apa yang mereka lakukan?. Diperkotaan besar ,penulis yakin jawabannya pasti kebanyakan dari mereka lebih fokus pada ponsel masing-masing. Jauh lebih baik jika apa yang mereka perhatikan pada ponsel mereka berupa informasi yang bermanfaat seperti berita , tapi bagaimana jika kebanyakan dari mereka hanya terfokus pada jejaringan sosial seperti fb, twitter. Sikap seperti bisa mempengaruhi kondisi psikologis mereka.Kemungkinan terjadi adalah mereka mengidap Nomophobia(1). Suatu kondisi dimana mereka tidak bisa lepas dari gadget , mereka cemas jika tidak mengecek ponselnya, mereka seperti orang gila jika kehilangan ponsel mereka, mereka cemas dan khawatir jika tiba-tiba ponsel mereka kehilangan sinyal atau kehabisan batere.

         Dalam kehidupan sosial .Dampak yang diberikan berpengaruhi bagaimana sikap mereka dalam berinteraksi dengan masyarakat .Jika mereka fokus 24/7 hanya untuk gadget mereka, maka dalam jangka 10 tahun tidak mengherankan jika generasi saat ini akan sulit untuk berkomunikasi secara verbal. Mereka terasa canggung untuk berbicara dan mengambil keputusan.

        Ada satu kasus nyata. 10 tahun lalu jika ada sebuah perkumpulan maka masing-masing orang akan fokus kepada siapa yang berbicara, pergaulan lebih terasa berwarna karena setiap orang mendengarkan dan saling menatap lawan bicara mereka. Namun, pergaulan saat ini menunjukkan jika ada perkumpulan, maka masing-masing orang lebih terfokus pada ponselnya masing-masing, pembicaraan terasa canggung, yang jauh menjadi lebih dekat dan yang dekat menjadi semakin jauh. Kasus seperti ini tidak boleh dibiarkan keadaan seperti inilah yang lebih sering memicu perpecahan didalam masyarakat karena terbentuknya sikap individualisme.

        Oleh karena itu jadilah pengguna yang cerdas. Smartphone, tablet maupun gadget canggih lainnya tak lain hanyalah sekedar benda yang tidak bisa apa-apa jika tidak diberikan input oleh penggunanya. Input yang berasal dari pengguna inilah yang menjadi patokan oleh smartphone. Apakah inputan itu bermanfaat baginya atau inputan yang dimasukannya malah membuat ia menjadi budak dari smartphone nya sendiri.

Catatan kaki:

(1)Sanjay Dixit, Harish Shukla , Akansha Shrivastava.  A Study to Evaluate Mobile Phone Dependence Among Students of a Medical College and Associated Hospital of Central India (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2940198/),2010 , hal 1

Referensi :

Sullivan ,Whose idea was it to give smartphones to stupid people? (http://metronews.ca/voices/just-saying/351863/whose-idea-was-it-to-give-smartphones-to-stupid-people/). (Diakses pada tanggal 2 Oktober 2013).

ALEXSHABALDIN. We live in the era of smartphones and stupid people (The second draft) (http://alexshabaldin.wordpress.com/2012/12/05/we-live-in-the-era-of-smartphones-and-stupid-people-the-second-draft/). (diakses pada tanggal 2 oktober 2013)

Image

Do’a Buka puasa

Bukapuasa

 

 

Do’a buka puasa yang dicontoh oleh Rasulullah…
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, beliau mengatakan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: «ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ… »

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila beliau berbuka, beliau membaca: “Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu…” (HR. Abu Daud 2357, Ad-Daruquthni dalam sunannya 2279, Al-Bazzar dalam Al-Musnad 5395, dan Al-Baihaqi dalam As-Shugra 1390. Hadis ini dinilai hasan oleh Al-Albani).