Peran Individu,keluarga, dan Masyarakat

Peran Individu,keluarga, dan Masyarakat

A)Individu

Kita adalah individu, maksudnya diri kita sendiri adalah individu. Pengertian individu itu sendiri berasal dari kata latin, yaitu individiuum, “berarti “yang tak terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas

Manusia sebagai individu memiliki tugas pada dirinya sendiri yaitu;

1.Menuntut ilmu pengetahuan, merekayasa teknologi serta memanfaatkannya untuk kemakmuran dan kesejahteraan. Kesadaran tersebut mendorongnya untuk terus belajar. Proses belajar berarti proses perubahan sikap dan perilaku dengan mendapatkan pengalaman dan pelatihan.

2.Menghiasi diri dan budi pekerti dengan baik serta akhlak yang terpuji, setiap tindakan dan perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat selalu bercermin pada keindahan dan keelokan budi pekerti maka akan tercipata kesejukan dalam kehidupan bermasyarakat.

Oleh karena itu sebagai seorang invididu kita harus mampu bersosialisasi dan mengaktulisasikan diri kita dengan lingkungan dan hidup berdampingan satu sama lain.Karena pada kenyataan bahwa hidup sebagai seorang manusia tidak bisa sendirian kita membutuhkan bantuan dan pertolongan dari orang lain atau lebih dikenal dengan isitilah“Gregariousness”. Kita butuh bantuan orang lain begitu juga orang lain membutuhkan kita.

A.1)Perkembangan Individu

Syamsu Yusuf (2003) mengemukakan tahapan perkembangan individu dengan menggunakan pendekatan didaktis, sebagai berikut :

Masa Usia Pra Sekolah
Masa Usia Pra Sekolah terbagi dua yaitu (1) Masa Vital dan (2) Masa Estetik

1. Masa Vital

pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar pada tahun pertama dalam kehidupan individu , Freud menyebutnya sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar.Pada tahun kedua anak belajar berjalan sehingga anak belajar menguasai ruang, mulai dari yang paling dekat sampai dengan ruang yang jauh. Pada tahun kedua umunya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan. Melalui latihan kebersihan, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongan yang datang dari dalam dirinya.

2.Masa Estetik
Dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Anak bereksplorasi dan belajar melalui panca inderanya. Pada masa ini panca indera masih sangat peka.

Masa Usia Sekolah Dasar
Masa Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki sekolah. Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu : (a) masa kelas-kelas rendah dan (b) masa kelas tinggi.

Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) :
1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
2. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.

Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
1. Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
2. Amat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.

Masa Usia Sekolah Menengah
Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja, yang terbagai ke dalam 3 bagian yaitu :

1.masa remaja awal; biasanya ditandai dengan sifat-sifat negatif, dalam jasmani dan mental, prestasi, serta sikap sosial,

2.masa remaja madya; pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini sebagai masa mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung dan dipuja.

3.masa remaja akhir; setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapai masa remaja akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa remaja, yang akan memberikan dasar bagi memasuki masa berikutnya yaitu masa dewasa.

Masa Usia Kemahasiswaan (18,00-25,00 tahun)
Masa ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya, yang intinya pada masa ini merupakan pemantapan pendirian hidup

B)Keluarga

Keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial, yang ditandai adanya kerja sama ekonomi atau disebutkan juga primary group. Keluarga adalah anggota pertama kali yang kita kenal sebelum berinteraksi dengan yang lainnya.

Sebuah keluarga akan dianggap berhasil apabila bisa hidup bermasyarakat dan menumbuhkan kepribadian yang baik kepada seorang anak:

Slater (Elizabeth Hurlock 1974:353) mengungkapkan tentang empat pola dasar relasi orang tua-anak yang bipolar beserta pengaruhnya terhadap kepribadian anak, yaitu :
Tolerance-intolerance
Pengaruh yang mungkin dirasakan dari adanya sikap orang tua yang penuh toleransi, memungkinkan anak untuk dapat memiliki ego yang kuat. Sebaliknya, sikap tidak toleran cenderung akan menghasilkan ego yang lemah pada diri anak.
Permissiveness – strictness
Relasi orang tua-anak yang permisif dapat membentuk menunjang proses pembentukan kontrol intelektual anak, namun sebaliknya kekerasan berdampak pada pembentukan pribadi anak yang impulsif.
1.Involvement – detachment
Seorang anak cenderung akan menjadi ekstrovert, manakala orang tua dapat menunjukkan sikap mau terlibat dan peduli . Sebaliknya, sikap orang tua yang terlalu membiarkan berdampak terhadap pembentukan pribadi anak yang introvert.
1.Warmth – coldness
Relasi orang tua-anak yang diwarnai kehangatan memungkinkan anak memiliki kemampuan untuk dapat melibatkan diri dengan lingkungan sosialnya. Sebaliknya, relasi orang tua-anak yang dingin akan menyebabkan anak senantiasa menarik diri dari lingkungan sosialnya.

Selain itu keluarga juga berfungsi sebagagai berikut;

Fungsi Keagamaan
dan kehidupankeluarganya serta untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran – ajaran agamadalam pelakunya sebagai manusia yang takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Fungsi Sosial
Dalam fungsi ini keluarga berusaha menyiapkan anak – anaknya bekal selengkaplengkapnya dengan memperkenalkan nilai – nilai dan sikap – sikap yang dianut dalammasyarakat serta mempelajari peranan -peranan yang diharapkan

Fungsi Pendidikan

Keluarga harus bisa memberikan pendidikan terbaik untuk seorang anak. Anak diberi pendidikan yang layak agar mendapat pembelajaran yang lebih baik dan tidak terlindas oleh kebodohan dan keterbelakangan ilmu pengetahuan. Namun, seringkali masalah kemiskinan menjadi penyebab utama terputusnya pendidikan bagi anak negeri dinegara kita ini. Menggelar sekolah gratis tetapi uang buku,uang seragam tetap saja dibayar sendiri. Dana BOS menjadi lahan untuk korupsi didunia pendidikan.

Sehingga dapat kita simpulkan bahwa keluarga memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Menghindari terjadinya seks bebas sehingga diberkahi seorang anak yang jelas asal usulnya, lalu ketika seorang anak mulai tumbuh diajari bersosialisasi yang baik sehingga terhindar dari penyimpangan sosial, dan mengontrol setiap perilaku dan tindakan yang mengarah kepada penyimpangan.

C) Masyarakat

Drs. JBAF Mayor Polak menyebutkan masyarakat(society) adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektivitas-kolektivitas serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau subkelompok/Kemudian pendapat dari Prof. M.M Djojodiguno tentang masyarakat adalah suatu kebulatan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dan manusia.

Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.

Bila dipandang cara terbentuk nya masyarakat:
1.Masyarakat paksaan,misalnya negara, masyarakat tawanan
2.Masyarakat mardeka
3.Masyarakat natur,yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendiri nya, seperti: geromboklan (harde), suku (stam), yang bertalian karena hubungan darah atau keturunan.
4.Masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kapantingn kedunian atau kepercayaan.

Masyarakat dipandang dari sudut Antropologi terdapat dua type masyarakat:

1.Masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, belum mengenal pembagian kerja, belum mengenal tulisan, dan teknologinya sederhana.
2.Masyarakat sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bidang, karena pengetahuan modern sudah maju, teknologi pun sudah berkembang, dan sudah mengenal tulisan.

Hubungan Invidu, Keluarga, dan Masyarakat

Seperti yang kita ketahui bahwa dalam perkembangannya seorang individu akan dihadapi dengan konflik,pertentangan, dan ketegangan sosial yang terjadi dilingkungan. perkembangan ini erat kaitannya dimana ia dibesarkan. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian individu diantara adalah keluarga dan lingkungannya. Misalnya,Seorang anak yang dibesarkan dari keluarga yang harmonis dan diberi pelajaran yang baik tentu akan tumbuh menjadi anak yang memiliki kepribadian baik,sementara anak yang dibesarkan dikeluarga yang berantakan (borkenhome), pemaksaan, atau kekerasan dalam rumah tangga cendrung tumbuh dengan kepribadian yang kasar dan berontak. Jadi,jelaslah bahwa keluarga sangat berperan penting dalam menentukan perkembagan kepribadian anak. Sebagai orang tua yang baik harusnya setiap anak diajari hal-hal yang baik tujuannya adalah agar anak tidak tumbuh dengan kepribadian yang buruk yang akan merusak tantanan masyarakat nilai dan norma yang berlaku.

Permasalahannya adalah Individu yang merusak nilai dan norma dalam kehidupan bermasyarakat serta egois dalam bertindakcendrung dikucilkan dan diasingkan dari kehidupan bermasyarakat,tidak hanya sebatas individu itu sendiri tapi keluarganya juga akan mendapat imbas dari hal ini sebagai sebuah keluarga yang gagal mendidik anak. Terlepas dari itu semua setidaknya masyarakat juga harus memiliki rasa toleransi dan pengertian yang tinggi terhadap seseorang maupun keluarganya. Menghilang etode labeling atau mengecap seseorang dengan mengaitakan seorang individu dengan keburukan keluarganya masih banyak terjadi dinegara kita. Misalnya si A adalah anak seorang pencuri,masyarakat biasanya cenderung melabel A dengan pencuri, menperingatkan kepada anak-anak agar tidak bermain dengan A. Hal ini tentu saja melanggar hak A untuk bermain dan mendapat perlindungan. padahal yang menjadi pencuri adalah ayahnya bukan ia. Hal seperti inilah yang akan mendorong A untuk mencuri karena label yang diberikan oleh masyarakat sehingga secara tidak langsung masyarakat juga mendorong terjadinya penyimpangan sosial.Tidak hanya sebatas pada keluarga pengaruh lingkungan tempat ia dibesarkan juga sangat berpengaruh pada pembentukkan sikapnya baik itu pergaulannya, pertemanannya.

Sebagai seorang individu yang membutuhkan pertolongan kita harus menyingkir keegoisan dan kepentingan kepribadian kita. Hidup didalam masyarakat harus saling tolong menolong dan bertenggang rasa,mematuhi nilai-nilai dan norma yang berlaku sehingga menciptakan kondisi yang nyaman dan damai.

Daftar Pustaka:
Harwantiyoko, F.Katuuk,Neltje. MKDU Ilmu Sosial Dasar . 1997. GUNADARMA: JAKARTA
http://id.wikipedia.org/wiki/Individu
http://id.wikipedia.org/wiki/keluarga
http://id.wikipedia.org/wiki/budaya
http://infokawulamuda.blogspot.com/2011/10/masyarakat
http://erzaarze10.ngeblogs.com/2011/09/25/hakekat-dan-fungsi-isd-dalam-perguruan-tinggi/
http://infokawulamuda.blogspot.com/2011/10/penduduk-masyarakat-dan-kebudayaan.

Leave a comment